Keberadaan Pasar Kuliner Selaras Sidorejo Dongkrak Pendapatan UMKM

Diposting pada

Keberadaan Pasar Kuliner Selaras Sidorejo Dongkrak Pendapatan UMKM
Salah seorang pedagang makanan khas Jawa di pasar kuliner Selaras, Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, melayani pembeli, Minggu, 18 September 2022. Lampost/Perdhana Wibysono

Kalianda (lampost.co) — Kampung Peguyuban Kreatif (KPK) Selaras di Dusun III, Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, bisa menjadi tujuan bagi pencinta kuliner rumahan, khususnya makanan khas Jawa. Setiap akhir pekan, di pasar kuliner Selaras berjejer penjual aneka macam kuliner dan makanan yang dijajakan warga sekitar di tepi jalan.

Mengusung konsep mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya makanan dan minuman sudah mulai beroperasi sejak Februari 2022 lalu. Para pengunjung yang datang, setiap Minggu pagi, tidak hanya warga sekitar, melainkan dari luar Kecamatan Sidomulyo.

Makanan dan jajanan serta minuman yang dijual beragam, mulai dari khas Jawa seperti gudeg, garang asem, urap, botok, sambal urak arik, dan lainnya. Sedangkan minuman yang paling khas yakni es buto ijo.

Makanan khas jawa paling banyak digemari pengunjung karena cita rasa sudah tidak diragukan lagi. Untuk harga sangat ekonomis, mulai dari Rp5.000, perut pengunjung sudah kenyang. “Pembeli bisa makan di sini atau dan bungkus,” kata Sri (66), salah seorang pedagang, Minggu, 18 September 2022.

Baca juga: Harga GKP di Palas Tinggi, Petani Belum Panen Raya

Ada 14 macam makanan dan jajanan tersaji di lapaknya. Jualn tersebut merupakan home made atau olahan tangan ibu satu cucu itu. “Persiapan seluruh masakan sejak jam 3 pagi,” ujarnya.

Konsep penjualannya, pembeli bebas ambil sendiri nasi sesuai selera. Pembedanya, harganya lauk yang diambil, seperti ayam goreng, sambal telur dan tahu, serta tempe bacem.

Baca Juga :   Rempah-rempah yang Selalu Menghidupi Perekonomian Maluku Utara Halaman all

“Bikin beda harga itu lauknya, kalau sayuran pelengkap seperti gudeg, urap, dan sambal bebas diambil,” ujarnya.

Omzet penjualan makanan khas Jawa miliknya di Kampung Selaras berkisar Rp800 ribu—Rp1 juta setiap Minggu pagi sampai siang hari. “Alhamdulillah nambah pendapatan. Jualan seperti ini hanya di sini saja,” katanya.

Ketua Paguyuban Selaras, Ratno menjelaskan pasar kuliner Selaras merupakan kampung paguyuban kreatif yang berawal dari Rukun Kematian Dusun III. “Puluhan pedagang kuliner merupakan warga sekitar,” ujarnya.

Selama buka setiap Minggu pagi, omzet dari seluruh pedagang dan wahana permainan mencapai puluhan juta rupiah. “Kami sediakan juga wahana permainan anak, untuk mendongkrak jumlah pengunjung,” katanya.

Muharram Candra Lugina


Artikel ini bersumber dari : www.lampost.co.

  • Baca Artikel Menarik Lainnya dari Travelling.Web.id di Google News

  • Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *