Perbaikan Gedung Merdeka yang Sering jadi Objek Kunjungan Wisatawan Sesuai Aturan Cagar Budaya

Diposting pada

PERBAIKAN Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, dipastikan sesuai dengan aturan mengingat gedung yang menjadi lokasi penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika ini masuk kategori Bangunan Cagar Budaya Golongan A.

Pejabat Pembuat Komitmen Pemugaran Gedung Merdeka, Ujang A Mukarom, mengatakan sejak awal tahun pihaknya melakukan tiga kali sidang dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk memaparkan rencana pemugaran, memperdalamnya dengan tanya jawab, sampai usulan penggantian bagian-bagian yang sudah rusak termakan usia dan cuaca.

Ia mengatakan pemugaran terbesar dilakukan pada bagian atap gedung yang menjadi penyebab utama kebocoran di berbagai titik gedung yang akhirnya merusak lagit-langit dan dinding. Sudah sangat banyak kayu penyangga atap yang keropos sehingga harus diganti.

Kebocoran dan kerusakan dinding akibat rembesanair hujan di Gedung Merdeka Bandung, Rabu (21/9/2022)
Kebocoran dan kerusakan dinding akibat rembesanair hujan di Gedung Merdeka Bandung, Rabu (21/9/2022) (Tribun Jabar/Syarif Abdussalam)

Bagian yang akan diperbaiki adalah tiga ruang VVIP dan ruangan penyangganya sampai bagian aula utama Gedung Merdeka. Juga perbaikan musala dan pengkajian lebih lanjut dengan pengecatan rubanah.

“Ada opsi penggantian rangka atap dengan kayu lagi, dengan baja, kemudian campur antara kayu dan baja. Semua usulan disampaikan dengan analisis, tingkat kesulitan pengerjaan, dan kekuatan,” katanya di Gedung Merdeka, Kamis (22/9).

Baca juga: Pascaditemukannya Fosil Kura-kura di Kecamatan Tomo Museum Kepurbakalaan Akan Dibangun di Sumedang

Akhirnya disimpulkan kayu atap penyangga diganti dengan rangka baja karena sudah sangat sulit menemukan kayu jenis serupa dengan yang aslinya. Namun, sejumlah rangka kayu peninggalan aslinya akan dibiarkan untuk kebutuhan penelitian dan konservasi.

Ia mengatakan ornamen plafon dari metal di ruang VVIP akan pertahankan. Juga bentuk atap berupa jurai dan pelana yang merupakan khas bangunan gaya art deco.

Baca juga: Meski Sudah Boleh Lepas Masker Tapi Masuk Museum Geologi Bandung Harus Bermasker

Ahli Cagar Budaya Bandung Heritage, Tubagus Adi, mengatakan semua proses renovasi Gedung Merdeka ini harus memerhatikan kaidah dan peraturan pelestarian bangunan cagar budaya.

Baca Juga :   Mengenal Curug Malela, Surga Tersembunyi di Wilayah Bandung Barat

“Semua pengerjaan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Kami akan terus mengawasi pengerjaan besar ini. Memang banyak bagian bangunan yang sudah sangat menghawatirkan, tapi sedapat mungkin kita mempertahankan bentuk aslinya,” katanya.

Baca juga: Museum Gedung Sate Terus Berinovasi untuk Memudahkan Masyarakat Mengakses Informasi dan Sejarah

Ia mengatakan dalam renovasi kali ini pun akan dilakukan pemulihan-pemulihan bagian bangunan yang tadinya berubah dalam beberapa pemugaran sebelumnya. Di antaranya pengembalian penggunaan jendela atas atau bouvenlight dan beberapa jendela yang sempat tertutup. 

Kondisi bocor di ruang VVIP Gedung Merdeka Bandung, Rabu (21/9/2022)
Kondisi bocor di ruang VVIP Gedung Merdeka Bandung, Rabu (21/9/2022) (Tribun Jabar/Syarif Abdussalam)

Sehingga sedapat mungkin, dipulihkan ke bentuk asalnya, sedekat mungkin dengan bentuknya pada masa setelah pembangunan pertamanya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan segera memperbaiki kerusakan Gedung Merdeka di Kota Bandung. Kondisi bangunan lokasi Konferensi Asia Afrika ini telah mengalami kerusakan dengan atap bocor dan diding retak serta terkelupas pada beberapa ruangannya.

Baca juga: Mengeksplore Gedung-gedung Bersejarah di Pusat Kota Kembang Sambil Singgah di Hotel Kimaya Braga

Pejabat Pembuat Komitmen Pemugaran Gedung Merdeka, Ujang A Mukarom, mengatakan renovasi Gedung Merdeka telah mendapat rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya melalui Surat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Nomor B/TU/4087/Disbudpar/VIII/2022 tanggal 22 Agustus 2022 Perihal Surat Rekomendasi TACB Jalan Asia Afrika Nomor 65.

“Gedung Merdeka terakhir kali direnovasi besar-besaran yaitu saat menjelang Peringatan 25 Tahun KAA pada 1980 sekaligus Peresmian Museum Konferensi Asia Afrika pada 24 April 1980,” ujar Ujang di Bandung, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Hotel Megah yang Selangkah dari Gedung Sate, Semua Kamar Punya Akses Pemandangan ke Kota Bandung

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, katanya, sudah mengalokasikan anggaran Rp 4,1 miliar untuk memperbaiki sejumlah kerusakan tersebut. Proses renovasi akan dimulai pada September hingga Desember 2022.

Baca Juga :   6 Desainer Suguhkan Kain Adat Dalam Modest Fashion Modern di ISEF 2022

“Anggaran konstruksinya Rp 4,1 miliar meliputi perbaikan utama penggantian rangka atap untuk sisi barat, ruang VIP, perbaikan dinding karena udah banyak yang retak, plafon, musala, toilet, pengecatan, tata udara dan tata lampu.,” ucap Ujang.

Baca juga: Museum Gedung Sate Terus Berinovasi untuk Memudahkan Masyarakat Mengakses Informasi dan Sejarah

Ia mengatakan di sisi lain, bagian rangka atap kayu gedung ini belum pernah diganti sejak dibangun. Selama ini hanya dilakukan penguatan sehingga kalau dibiarkan khawatir membahayakan.

Ujang mengatakan selama pengerjaan, kemungkinan Gedung Merdeka akan ditutup sementara. Meskipun ada dua agenda penting yakni pembukaan Hari Museum Nasional dan pertemuan MPR RI dengan mengundang negara OKI sedunia.

Baca juga: Warga Ciamis Bisa Ngabuburit di Bulan Ramadan dengan Naik Bus Gatrik Keliling Tempat Bersejarah

“Harusnya ditutup dulu karena sudah ada agenda di awal, Hari Museum Nasional dipindahkan ke Gedung Sate, tinggal yang MPR rencana dilakasanakan bulan depan kita berkirim surat jadi kita mohonkan untuk dialihkan,” tuturnya.

Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung
Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung (Dok Tribun Jabar)

Kepala Museum Konferensi Asia Afrika, Dahlia Kusuma Dewi, mengatakan proses renovasi Gedung Merdeka membutuhkan waktu dan persiapan matang mengingat Gedung Merdeka sebagai cagar budaya.

Baca juga: Setan-setanan Ini Terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Tiap Setan Punya Peran

“Jadi karena ini kan gedung cagar budaya, jadi prosesnya waktu itu agak panjang. Pemprov sudah sejak pertengahan tahun pun sudah siap. Cuma harus izin dulu, karena cagar budaya di sini itu ada tim ahli cagar budaya,” katanya. (Tribun Jabar/M Syarif Abdussalam)


Artikel ini bersumber dari : tribunjabartravel.tribunnews.com.

  • Baca Artikel Menarik Lainnya dari Travelling.Web.id di Google News

  • Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *