Merdeka.com – Ratusan perempuan yang tergabung dalam koalisi Tradisikebaya.id menari dan berdansa dalam acara “Kebaya Berdansa” di Tribeca Park, Jakarta Barat, akhir pekan lalu (27/8).
Sambil memakai kebaya, mereka berdansa untuk kampanye pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya tak benda di badan dunia, UNESCO.
Acara Kebaya Berdansa diinisiasi bersama beberapa pihak, seperti Forum Bhinneka Indonesia (Forbhin), Asosiasi Komunitas Musisi Indie Kreatif (Askomik), Kamar Musik Nusantara (KMN), Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Universal Line Dance (ULD), Yayasan Budaya Nusantara Digital, dan Central Park.
Karlina Puspa, Ketua Umum Forum Bhinneka Indonesia (Frobhin) mengatakan animo masyarakat yang berpartisipasi di acara ini sangat besar.
“Kami senang sekali, karena ramai di luar dugaan. Semuanya bergembira dan memakai kebaya. Dan kebaya ternyata sangat luwes bisa dipakai di event apa saja. Harapannya, ke depan kita bersama-sama memperjuangkan kebaya sampai ke UNESCO dan kebaya menjadi sah milik Indonesia, menjadi ciri khas dan identitas perempuan Indonesia. Kebaya adalah Indonesia,” ujar Karlina dalam keterangan resmminya, Senin (29/8).
Acara Kebaya Berdansa ini antara lain dihadiri Deputi V bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan, dan HAM Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Jaleswari Pramodhawardani.
Kata Jaleswari, pihaknya mengapresiasi setinggi-tingginya gerakan kampanye Kebaya Goes to UNESCO lewat kegiatan Kebaya Berdansa ini. Sebab kebaya merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas perempuan Indonesia dan tak lekang oleh zaman.
“Bagi seorang perempuan, berkebaya tidak saja untuk artikulasikan diri melalui pakaian. Namun, juga memiliki makna yang lebih luas, mulai dari wujud identitas hingga kecintaan pada budaya bangsa,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata Jaleswari, gaung Kebaya Goes to UNESCO sejalan dengan perspektif pemerintah pada misi bersama dalam menjaga kepemilikan serta menduniakan kebaya. Apalagi saat ini Indonesia berada pada puncak kepemimpinan global. Momentum ini dinilai sangat pas untuk memperkenalkan budaya Indonesia pada dunia.
“Indonesia tengah berada pada puncak kepemimpinan global, mendapatkan kedudukan strategis dalam tataran regional dan internasional. Untuk itu, mendapatkan pengakuan dari UNESCO atas kebaya sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia merupakan langkah holistik yang harus terus kita upayakan dalam mendukung penguatan soft power Indonesia,” ungkapnya.
2 dari 2 halaman
Kebaya Berpadu dengan Genre Musik
©2022 Merdeka.com
Ketua Umum Asosiasi Komunitas Musisi Indie Kreatif (Askomik) Gatut Suryo juga senang dengan keberhasilan acara Kebaya Berdansa. Menurutnya, kebaya bisa dipadukan dengan jenis musik apa pun dan bisa digunakan di kegiatan mana pun.
“Kebaya itu dari dulu sebenarnya dari zaman nenek moyang kita itu sudah di pakai di kegiatan sehari hari, sampai berdansa pun. Nah sekarang banyak anak muda sudah mulai dengan gaya kebaya yang sporty, modis kebaya bisa dipakai di mana saja. Jadi kebaya itu tetap masuk ke semua genre,” tambah Gatut.
Silviyanti Dwi Aryati, Asst. Marcomm & Relations GM Central Park dan Neo Soho Mall, mengaku senang dan ikut mendukung gerakan Kebaya Goes to UNESCO lewat berbagai kegiatan di Central Park.
“Kebaya Berdansa adalah salah satu gerakan mendukung kampanye Kebaya Goes To Unesco, yang termasuk dalam rangkaian besar acara Central Park dan Neo Soho Mall selama Agustus ini. Tujuannya, agar dunia mengetahui kebaya milik Indonesia dan identitas perempuan Indonesia,” ungkapnya.
[sya]
Artikel ini bersumber dari : www.merdeka.com.